PROFIL SUKSES KARENA BERWIRAUSAHA DAN PROFIL SUKSES KARENA BEKERJA


NAMA   : LILIS RAHAYU
NIM       : 14080314073
KELAS  : PAP 14 A


3 PROFIL ORANG SUKSES KARENA WIRAUSAHA


     berawal dari hoby meity Amelia sukses sebagai pengusaha bakery
Meity Amelia lahir di kota kecil di Gorontalo, 50 tahun lalu. Waktu itu daerahnya sepi dan tidak banyak orang yang menjual makanan. Setiap sore, Sang Mama selalu membut kue-kue untuk kedua anaknya. Awalnya ia hanya bisa melihat dan membantu mengambilkan alat atau bahannya saja. Tapi lama-kelamaan, ia ikut mengaduk adonan, mencetak dan membakar atau menggorengnya.
     Karena seringnya membantu, sejak masuk sekolah dasar (SD), ia sudah bisa membuat puding dan roti goreng sendiri. “Rasanya puas bisa membuat roti goreng sendiri dan dinikmati sendiri,” jelas Meity. Jadi ketika teman-teman sebayanya senang bermain-main di luar rumah, ia berada di dapur membantu mamanya memasak atau membuat kue sendiri.
     Selain belajar membuat aneka cake dan masakan, ia juga sudah diajari bisnis oleh orang tuanya. Ketika menginjak kelas 3 SD, ia sudah berani menjual permen dari gula merah di sekolahnya. Karena rasanya enak dan murah, dagangannya selalu habis dibeli teman-temannya. ”Permen gula merah saya buat sendiri, jadi keuntungannya jadi lebih besar,” jelas ibu 6 anak ini.
       Keahlian membuat cake makin bertambah ketika ia menginjak sekolah menengah pertama (SMP). Ia suka membeli majalah atau buku tentang resep dan masakan. Tidak hanya dibaca saja, tetapi ia juga senang mempraktikannya di rumah. Hasilnya, ia sering sekali menghadiahi teman-teman atau ponakan dengan tart. ”Kalau pas ada perayaan atau ada teman atau keponakan ulang tahun, saya sering memberi hadiah kue atau tart buatan sendiri,” jelas istri Suryo Hadisantoso ini. Ia juga pernah membantu usaha kakak iparnya membuat kue kering
      Proses belajar yang panjang, serta pengalaman yang banyak membuat kue dan cake, ternyata sangat berguna ketika ia menjalankan bisnis cake di Jakarta. Tahun 1993, ia membuka Grandville Island, Bakery dan Cake Shop di komplek pertokoan Greenville, Jakarta Barat. Waktu itu modalnya hanya 1 mikser kecil, 1 oven biasa, 1 meja dan 1 lemari pendingin. Perlahan tapi pasti, ia mulai mendapatkan pelanggan. ”Motto kami adalah kualitas di atas kuantitas,” jelasnya. Untuk itu ia benar-benar memperhatikan kualitas bahan, penampilan, dan rasa
Kelebihan dari cake atau kue buatannya adalah ia selalu memperhatian detail dan membuatnya lebih artistis. Kalau pelukis menuangkan ide atau gagasannya melalui kain atau kertas, Meity menuangkannya lewat cake atau kue yang ia buat. ”Saya selalu berusaha membuat cake atau kue menjadi lebih cantik dan indah,” jelas Meity yang memang jago menghias cake ini.
Karena makin lama pesanan makin banyak, ia mengambil karyawan untuk membantunya. Sekarang ini ia dibantu 13 karyawan. ”Tapi kalau mendekati Lebaran, Natal atau hari raya lainnya, saya bisa dibantu 30 karyawan,” jelas Meity yang sampai sekarang masih rajin ikut kursus membuat cake dan kue. Baginya, belajar merupakan keharusan jika ingin produknya terus didatangi pelanggan
Selain kue kering, ia juga menerima pesanan aneka tart untuk segala keperluan, aneka snack, dan roti. Lebih dari 60 jenis cake yang ia produksi antara lain: blackforest, tiramisu, havana cake, sultana butter, caramel nut, cruncy drop’s dan masih banyak lagi. Beberapa pejabat dan artis pernah merasakan kelezatan cake buatannya. ”Taufik Hidayat pernah pesan tart untuk ulang tahun anaknya,” jelas Bendahara Asosiasi Bakery Indonesia ini.
Ada beberapa tips untuk mereka yang ingin memulai usaha makanan. Pertama, kerjakan dengan kesungguhan hati dan ikhlas. Jangan pernah menggerutu dengan apa yang ia kerjakan. Kedua, jangan malas belajar entah dengan mengikuti kursus atau membaca buku. ”Ketiga, terus jaga kualitas dan selalu buat inovasi baru,” tegas Meity.
2.  Sukyatno (Hoo Tjioe)
source : profilpengusahasuksesindonesia.blogspot.com
Siapa yang tak kenal dengan produk es teller 77, ratusan gerainya sudah tersebar di seluruh nusantara. Tidak puas dengan mempertahankan pasar dalam  negeri, kini produk es teller 77 merupakan salah satu bisnis franchise makanan yang berhasil merambah pasar internasional. Produknya sudah menjangkau pasar luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Australia, serta masih akan terus dikembangkan untuk membuka gerai berikutnya di India, Jeddah dan Arab Saudi.
 Terinspirasi dari sang mertua (Ibu Murniati Widjaja) yang menang lomba membuat es teler, Sukyatno teler di emperan toko dengan menggunakan tenda – tenda. Usaha yang dimulainya pada tanggal 7 Juli 1982 ini, ternyata bukan peluang bisnis yang pertama kali Ia coba. Berbagai peluang bisnis seperti  menjadi salesman, tengkulak jual beli tanah, makelar pengurusan SIM, menjadi pemborong bangunan, sampai mencoba bisnis salon pernah Ia geluti dan semuanya gagal ditengah jalan.
Tak ingin mengulangi kegagalan bisnis seperti sebelumnya, Sukyatno mulai menekuni bisnis es telernya yang diberi nama es teler 77. Angka 77 digunakan sebagai merek es telernya, karena angka tersebut mudah diingat dan diharapkan menjadi angka hoki bagi pemilik bisnis ini. Keyakinan Sukyatno pun tepat, merek es teler 77 mulai dikenal masyarakat dan menjadi salah satu produk unggulan dari dulu sampai sekarang.
Dari sebuah warung tenda yang dulunya berada di emperan toko, Sukyatno berinisiatif untuk mengembangkannya menjadi bisnis waralaba. Setelah 5 tahun mempertahankan bisnisnya, tepat pada tahun 1987 untuk pertama kalinya dibuka gerai es teler 77 di Solo dengan sistem franchise. Semenjak itu perkembangan bisnisnya pun sangat pesat, dengan keuletan dan kerja keras yang dimiliki Sukyatno kini es teller 77 telah memiliki lebih dari 180 gerai yang tersebar di berbagai pusat perbelanjaan dan pertokoan yang ada di Indonesia bahkan hingga mancanegara
Kunci sukses es teller 77
Bersamaan dengan perkembangan bisnisnya, pada tahun 2007 Sukyatno kembali ke hadapan Yang Maha Esa. Kesederhanaan dan kerjakerasnya dalam mengembangkan usaha, kini dilanjutkan oleh salah satu anaknya yaitu Andrew Nugroho selaku direktur PT. Top Food Indonesia. Berkat komitmen para pengelola bisnis ini, sekalipun menghadapi persaingan dagang yang cukup ketat dengan bisnis franchise makanan asing maupun franchise lokal yang saat ini banyak bermunculan. Es teller 77 terus berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi para konsumennya. Ini dibuktikan dengan adanya inovasi baru dari es teler 77 yang mengenalkan menu makanan terbarunya antara lain gado – gado, rujak buah, mie kangkung, dan nasi goreng buntut. Andrew sengaja mempertahankan menu tradisional yang tidak asing bagi lidah orang Indonesia, agar masyarakat yang masuk pertokoan masih bisa menemukan menu tradisional yang mereka gemari.
Disamping itu untuk meningkatkan loyalitas konsumen terhadap es teler 77, Andrew juga memberikan fasilitas kartu member bagi para pelanggannya. Dengan kartu klub juara yang diluncurkannya, pelanggan berhak memperoleh diskon makanan dan minuman yang ada di seluruh gerai es teler 77.
Atas kerjakeras dan perjuangan keluarga Sukyatno dalam mengembangkan bisnisnya, berbagai penghargaan pun pernah diterimanya. Kesuksesan es teller 77 dalam mengembangkan bisnis franchisenya, menjadi motivasi besar bagi semua orang. 

3. Puspo Wardoyo 
source : www.eramuslim.com
 
    Puspo Wardoyo, merintis waralaba Ayam Bakar Wong Solo hingga menjadi sebesar sekarang ini dari titik paling bawah. Ia pernah menjajakan ayam bakar di kaki lima. Sejak kecil Puspo sudah terbiasa berurusan dengan ayam. Orangtuanya penjaja ayam. Pagi hari, Puspo kecil membantu menyembelih ayam untuk dijual di pasar. Siang sampai malam, ia membantu orangtuanya menjajakan menu siap saji seperti ayam goreng, ayam bakar, dan menu ayam lainnya di warung milik orangtuanya di dekat kampus UNS Solo.
      Impian itu sendiri terinpirasi oleh cerita seorang pedagang bakso yang sukses mengarungi hidup di Medan. Ketika pria kelahiran 30 November 1957 itu tengah merintis usaha warung lesehan di Solo selepas mengundurkan diri dari pegawai negeri sipil, suatu saat pedagang bakso asal Solo tersebut bertandang ke tempat Puspo.
      Dia bercerita bahwa peluang usaha warung makan di Medan sangat bagus. Pedagang bakso itu telah membuktikannya. Dalam sehari ia bisa meraup keuntungan bersih di akhir tahun 1990 itu sekitar Rp 300.000. Dari keuntungan berjualan bakso dengan gerobak sorong itulah teman Puspo ini bisa pulang menengok kampung halamannya di Solo setiap bulan. "Dengan uang, jarak antara Solo Medan lebih dekat dibanding Solo Semarang, " kata Puspoyo menirukan ucapan temannya tadi. Wajar saja jika dengan pesawat terbang waktu tempuh antara MedanSolo Berganti pesawat di Jakarta hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Sementara dengan naik bis jarak antara SoloSemarang ditempuh sekitar empat jam.
          Cerita sukses temannya itu begitu membekas di benak Puspo. "Saya bertekad bulat akan merantau ke Medan, " pikirnya. Untuk mewujudkan keinginannya itu, apa boleh buat, warung makan yang termasuk perintis warung lesehan di kota pusat kebudayaan Jawa itu pun ia jual kepada temannya. Uang hasil penjualan yang tak seberapa itu ia manfaatkan untuk membeli tiket bus ke Jakarta. Mengapa Jakarta? "Karena dengan uang yang saya miliki, bekal saya belum cukup untuk merantau ke Medan, " katanya.
      Ketika tengah merantau di ibu kota itu, suatu hari Puspo membaca lowongan pekerjaan sebagai guru di sebuah perguruan bernama DR Wahidin di Bagan Siapiapi, Sumatera Utara. Apa boleh buat, demi mewujudkan citacitanya, ia berusaha mengumpulkan modal dengan kembali menjadi guru. Bedanya, kali ini ia tidak lagi menjadi pegawai negeri seperti sebelumnya ketika menjadi staf pengajar mata pelajaran Pendidikan Seni di SMA Negeri Muntilan, Kabupaten Magelang. "Target saya cuma dua tahun menjadi guru lagi," katanya.
      Di sinilah anak pasangan Sugiman Suki ini ketemu dengan isteri pertamanya Rini Purwanti yang sama-sama menjadi tenaga pengajar di sekolah tersebut. Dua tahun menjadi guru ia berhasil mengumpulkan tabungan senilai Rp 2.400. 000. Dengan uang inilah keinginannya menaklukkan kota Medan tak terbendung lagi. Uang tabungan itu sebagian ia gunakan untuk menyewa rumah dan membeli sebuah motor Vespa butut. Masih ada sisa Rp 700.000 yang kemudian ia manfaatkan sebagai modal membangun warung kaki Lima di bilangan Polonia Medan.
      Disini ia menyewa lahan 4x4 meter persegi seharga Rp 1.000 per hari. Suatu saat pegawainya tertimpa masalah. Ia terlibat utang dengan rentenir. Puspo membantunya dengan cara meminjamkan uang. Sebagai ucapan terimakasih, sang pegawai membawa wartawan sebuah harian lokal Medan. Si wartawan yang merupakan sahabat suami pegawai yang ditolong Puspo kemudian menuliskan profilnya. Judul artikel itu Sarjana Buka Ayam Bakar Wong Solo. Artikel itu membawa rezeki bagi Puspo. Esok hari setelah artikel dimuat, banyak orang berbondong-bondong mendatangi warungnya. Siapa sangka jika dari sebuah warung kecil ini kemudian melahirkan sebuah usaha jaringan rumah makan yang cukup kondang di seantero Medan. Impian untuk menaklukkan "jarak" Solo Medan lebih dekat dibanding Solo Semarang pun menjadi kenyataan. Bukan itu saja, penilaian atas prestasi bisnis yang dirintis Puspo lebih jauh melewati impian yang ia tinggalkan sebelumnnya.       
      Dari ibu kota Sumatera Utara ini nanti Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo (Wong Solo) melejit ke pentas bisnis nasional. Belakangan ini nama Wong Solo semakin berkibarkibar setelah berhasil menaklukkan Jakarta setelah sebelumnva "mengapung" dari daerah pinggiran. Dalam waktu relatif singkat kehadiran Wong Solo telah merengsek dan menanamkan tonggaktonggak bisnisnya di pusat kota metropolis ini. Ekspansinya pun semakin tak tertahankan dengan memasuki berbagai kota besar di Indonesia.
      Fenomena Wong Solo mengundang decak kekaguman berbagai kalangan dari pejabat pemerintah, para pelaku bisnis hingga para pengamat. Hampir semua outletnya di Jakarta selalu sesak pengunjung, terutama di akhir pekan dan hari libur. Bahkan ketika bulan Ramadhan kemarin, semua outlet tersebut membatasi jumlah pengunjung saat berbuka puasa.
      Skala usaha Wong Solo itu memang belum sekelas para konglomerat masa lalu yang dengan enteng menyebut angka aset, omset atau keuntungan per tahun yang triliunan rupiah. "usaha saya memang belum kelas triliunan seperti para konglomerat yang kaya utang itu," paparnya. Kendati masih tergolong usaha menengah, namun kinerja wong Solo sangat solid dan tak punya beban utang. Ia memiliki pondasi kuat untuk terus berkembang. Untuk mewujudkan mimpimimpinya, ayah sembilan anak dari empat istri ini telah melewati rute perjalanan yang berlikaliku lengkap dengan segala tantangannya.
      Ada masa ketika di waktuwaktu awal merintis usaha di Medan ia nyaris patah semangat garagara selama berhari-hari tak pernah meraih untung. Hanya berjualan dua atau tiga ekor ayam bakar plus nasi, terkadang dalam satu hari tak seekor pun yang laku. Pernah pula seluruh dagangannya yang telah dimasak di rumah tumpah di tengah jalan karena jalanan licin sehabis hujan. "Apa boleh buat, saya terpaksa pulang dan memasak lagi". katanya. Istrinya yang tak sabar melihat lambannya usaha Puspo bahkan sempat memberi tahu ayahnya agar memberitahu ayahnya agar mempengaruhi Puspo supaya tak berjualan ayam bakar lagi. "Mertua saya bilang, kapan kamu akan tobat," katanya menirukan ucapan sang mertua.
      Pada awal perantauannya ke Medan, Puspo wardoyo, sama sekali tak menyangka jika usaha warung ayam bakar “Wong Solo” akan berkembang seperi sekarang. Maklum, rumah makan yang dibukanya hanyalah sebuah warung berukuran sekitar 3x4 meter di dekat bandara Polonia, Medan. Setahun pertama dia hanya mampu menjual 3 ekor ayam per hari yang dibagibagi menjadi beberapa potong. Harga jual per potongnya Rp 4.500 plus sepiring nasi.
      Di tahun kedua, naik menjadi 10 ekor ayam per hari Namun sekarang, 13 tahun kemudian, di memiliki lebih dari 16 cabang tersebar di medan, Banda Aceh, Padang, Solo, Denpasar, Pekanbaru, Surabaya, Semarang, Jakarta, Malang dan Yogyakarta meskipun masih mengandalkan ayam bakar, namun menunya kini makin beragam hingga 100 jenis. Sudah terbiasa bagi Wardoyo untuk menyisihkan 10 % dari keuntungannya untuk amal. Dia percaya, Tuhan akan memperkaya orang yang banyak beramal. Maka jangan heran bila Anda kebetulan mampir di salah satu rumah makannya menyaksikan karyawannya sedang berkerumun di saat menjelang atau usai jam kerja. Mereka sedang melaksanakan ibadah “kultum” atau kuliah tujuh menit.


3    PROFIL ORANG SUKSES KARENA PEKERJA KERAS


source : su.wikipedia.org

1.   Dahlan Iskan 

Dahlan Iskan (lahir di Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951; umur 61 tahun), adalah CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group, yang bermarkas di Surabaya. Ia juga adalah Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009. Pada tangga
l 19 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Dahlan Iskan diangkat sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menggantikan Mustafa Abubakar.

Awal karier
            Karier Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda, Kalimantan Timur pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang.
Jawa Pos
            Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia yang memiliki 134 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta. Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru.
            Sejak awal 2009, Dahlan adalah sebagai Komisaris PT Fangbian Iskan Corporindo (FIC) yang akan memulai pembangunan Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) pertengahan tahun ini. SKKL ini akan menghubungkan Surabaya di Indonesia dan Hong Kong, dengan panjang serat optik 4.300 kilometer.
Perusahaaan Listrik Negara (PLN)
       Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. Semenjak memimpin PLN, Dahlan membuat beberapa gebrakan diantaranya bebas byar pet se Indonesia dalam waktu 6 bulan, gerakan sehari sejuta sambungan. Dahlan juga berencana membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Sebelumnya, tahun 2010 PLN telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (Menteri BUMN)           
            Pada tanggal 17 Oktober 2011, Dahlan Iskan ditunjuk sebagaipengganti Menteri BUMN yang menderita sakit. Ia terisak dan terharu begitu dirinya dipanggil menjadi menteri BUMN karena ia berat meninggalkan PLN yang menurutnya sedang pada puncak semangat untuk melakukan reformasi PLN.
            Dahlan melaksanakan beberapa program yang akan dijalankan dalam pengelolaan BUMN. Program utama itu adalah restrukturisasi aset dan downsizing (penyusutan jumlah) sejumlah badan usaha. Ihwal restrukturisasi masih menunggu persetujuan Menteri Keuangan.
            Beberapa kinerjanya disorot. Dahlan gagal membawa lima perusahaan BUMN untuk melepas saham perdana (initial public offering/IPO) di lantai bursa. Adapun, berkat kepemimpinannya, BUMN dinilai bersih dari korupsi oleh masyarakat juga merupakan kinerja dan keberhasilannya membangun BUMN.

Kehidupan pribadi

            Dahlan Iskan dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan kondisi serba kekurangan. Orangtuanya tidak ingat tanggal berapa Dahlan dilahirkan. Dahlan akhirnya memilih tanggal 17 Agustus dengan alasan mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia.
            Dahlan Iskan pernah menulis buku berjudul Ganti Hati pada tahun 2008. Buku ini berisi tentang pengalaman Dahlan Iskan dalam melakukan operasi cangkok hati di Cina.
            Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya. (sumber : wikipedia.org)

2.   I. G. N. Anom: Berawal Dari Tukang Cuci Mobil

I. G. N. Anom
Bila Anda ke Bali, satu diantara sentra penjualan oleh-oleh yang sangatlah popular disana yaitu Krisna. Namun tahukah Anda bahwasanya yang memiliki toko yang senantiasa ramai itu yaitu seseorang pria yang pendidikannya cuma SMP? Ya! I. G. N. Anom namanya, atau mungkin lebih akrab di panggil Ajik Anom.
Lini usaha Krisna sekarang ini bahkan juga telah merambah ke bidang lain, yakni rumah makan, property, spa, sampai penyewaan mobil elegan. Anom yaitu perantau di Denpasar. Aslinya dari Singaraja. Dia merantau karena orangtua tidak dapat membiayai sekolahnya.
Anom bekerja serabutan di Denpasar, sebatas untuk makan. Dimulai dari tukang bersihkan mobil hingga buruh konfeksi. Makin lama, dia berhasil jadi yang memiliki usaha tekstil serta pada akhirnya membangun toko oleh-oleh Krisna.
Rencananya simpel. Pusat oleh-oleh didirikan di dekat pusat kesenian. Setiap toko mesti mempunyai parkir yang luas agar pelanggan senang. Inspirasi karyawan tidak dinafikan hingga mereka kerasan bekerja disana. Keseluruhan, Anom telah mempunyai 1. 500 karyawan di belasan outlet Krisna.

3.   Tri Sumono-Tukang Sapu Yang Menjadi Miliuner

Roda itu berputar, terkadang diatas dan terkadang dibawah. Begitulah kehidupan ini. Kiasan ini pas sekali untuk menggambarkan apa yang telah dialami Pak Tri dan keluarganya. Tri Sumono adalah seorang pengusaha yang memiliki berbagai usaha yaitu peternakan, perkebunan jahe, pertanian padi dan masih banyak lagi. Memang usaha Pak Tri belumlah sebesar Yusuf Kalla atau Aburizak Bakrie namun patut diacungi jempol. Melalui CV 3 Jaya miliknya, ia bermetamorfosa dari seorang tukang sapu menjadi seorang pengusaha yang terbilang cukup sukses.

Tri Sumono dilahirkan di Gunung Kidul tanggal 7 Mei 1973. Ia hanyalah seorang lulusan SMA. Tri Sumono lalu hijrah ke Jakarta dengan harapan dapat memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak. Dengan berbekal ijazah SMA dan beberapa kaos di tas ia mencari pekerjaan di Jakarta. Ia sadar bahwa lulusan SMA tak mungkin bisa bekerja di kantoran.

Sesampainya di Jakarta ia menerima pekerjaan apapun agar bisa membeli makanan. Ia menjadi kuli bangunan di Ciledug-Jakarta Selatan. Hanya beberapa bulan saja ia bisa bertahan sebagai buruh kasar. Kemudian ia mendapat tawaran bekerja sebagai tukang sapu di sebuah kantor di Palmerah – Jakarta Barat.
Sebagai tukang sapu tentu lebih ringan dari pada sebagai kuli bangunan. Karena kerajinannya dalam bekerja, ia kemudian diangkat menjadi office boy. Tri Sumono termasuk orang yang gemar bersyukur sehingga nikmatnya selalu ditambah oleh yang Maha Kuasa.

Tak perlu menunggu waktu lama, Tri Sumono kemudian diangkat menjadi tenaga pemasar hingga menjadi penanggungjawab di gudang. Ia juga seorang yang ulet. Ketika hari libur, ia mencari penghasilan tambahan dengan menjual aksesoris seperti jepit rambut dan kalung di Stadion Gelora Bung Karno. Pak Tri melakukan ini selama 4 tahun dengan bermodal uang 100 ribu rupiah.

Memutuskan Menjadi Pengusaha

Saat berjualan tersebut ia berfikir bahwa ternyata hasil dari berdagang jauh lebih menjanjikan dari pada jadi karyawan yang gajinya sedikit dan sulit naiknya. Akhirnya ia mengambil keputusan keluar dari pekerjaannya dan memilih fokus berjualan aksesoris.

Bisnis aksesorisnya lama-kelamaan menjadi besar sampai ia bisa memiliki stand di Mall Graha Cijantung. Karena keuletannya ini ia juga bisa menabung uang dan membeli rumah di Perumahan Pondok Ungu. Di rumah ia juga membuka toko sembako. Saat itu perumahannya masih sangat sepi sehingga tokonya belum ramai pembeli. Tri Sumono tak kehilangan akal. Disebelah rumahnya masih ada tanah kosong, ia gunakan tanah tersebut untuk membuat kos-kosan yang harga sewanya miring.

Kos-kosan yang berjumlah 10 buah itu disewa oleh pedagang keliling seperti pedagang bakso dann gorengan. Sasarannya pun tepat, toko sembako miliknya kecipratan rejeki dan menjadi ramai pembeli karena harganya yang miring akhirnya toko tersebut dibuat kulakan oleh pedagang bakso dan gorengan.
Melihat ada toko sembako yang ramai, warga diluar komplek pun juga ikut berdatangan membeli di tokonya Pak Tri.

Melebarkan Sayap

Tri Sumono terus mengembangkan impiannya, ia tak mau berhenti di satu lini usaha saja, pemikrannya adalah dengan memiliki banyak usaha maka jauh lebih baik dan lebih stabil pemasukannya dibanding sedikit usaha.
Ia kemudian menangkap peluang membuat nata de coco. Dari info yang diperolehnya, nata de coco adalah sari kelapa yang difermentasikan dengan bantuan bakteri Acetobacter xylium. Ia kemudian membeli bakteri ini di LIPI Bogor. Kemudian hasil produksinya itu dipasarkan ke beberapa perusahaan minuman kemasan di JaBoDeTaBek. 

Awalnya banyak yang membeli nata de coco darinya namun lama kelamaan orderan menjadi sepi karena ternyata kualitas sari kelapanya menurun, bahkan ia akhirnya menghentikan proses produksinya.
Ia memutar otak untuk mencari tahu cara membuat sari kelapa atau nata de coco yang baik. Ia pun nekad menemui salah satu dosen IPB dan mengatakan kalau ia ingin belajar membuat nata de coco yang baik, ia juga menyatakan bersedia membayar berapapun demi memperoleh ilmu itu. 

Mulanya si dosen memandang sebelah mata mungkin dalam hatinya berkata tak mungkin orang seperti Tri Sumono yang hanya lulusan SMA bisa mencerna keterangan darinya. Namun Pak Tri tetap bersih keras ingin belajar darinya dan Pak Tri pun menang. Dosen itu mempersilahkan Pak Tri untuk belajar dua bulan membuat nata de coco yang berkualitas. Setelah ilmunya dirasa cukup, Pak Tri pun mulai memproduksi lagi dan menawarkan nata de coco hasil produksinya ke beberapa perusahaan.

Hasilnya sangat memuaskan. Banyak perusahaan minuman yang membeli sari kelapa darinya. Ia langsung memproduksi 10.000 nampan sekaligus dengan nilai 70 juta rupiah. Saat ini kondisinya terbalik, banyak perusahaan yang antri membeli sari kelapa dari Tri Sumarmo.

 Dalam satu bulan, omset usahanya bisa mencapai 500 juta sampai satu miliar. Benar-benar keajaiban itu ada. Seorang tukang sapu lulusan SMA telah menjelma menjadi miliarder jika memiliki impian dan terus berusaha mengejar impian itu. Usaha Tri terus berdiversivikasi ke perkebunan jahe dan pertanian padi serta jual beli properti.

Sekali lagi pepatah yang menagtakan “Sukses itu hak setiap orang” telah terbukti di hidup Tri Sumono, pemilik CV 3 Jaya.




MEMBANDINGKAN KARAKTER
Untuk orang yang sukses karena bekerja dan wirausaha itu sedikit ada perbandingan perbedaan kita ambil dari yang pertama untuk wirausaha
1.     PUSPA WARDOYO dan SUKYATNO.
Dimana kedua sosok wirausaha dalam bidang makanan/minuman tersebut sama sama membangun bisnis  franchise yang memiliki karakter percaya diri , keduanya sama sama percaya mulai dari awal membangun bisnis sampai mereka sukses sampai saat ini . untuk menjadi wirausaha keduanya pernah mengalami kegagalan dan mereka tetap berusaha dan percaya diri untuk terus melanjutkan usaha yang mereka geluti karena sosok wirausahawan  harus memiliki karakter berani mengambil resiko, dengan pengalaman pernah mengalami kegagalan mereka berfikir untuk menjadikan sesuatu usaha tersebut lebih baik lagi dari sebelumnya semisal memberikan kualitas makanan/minuman yang lebih menarik ,karena dari ide ide kreatif yang mereka ciptakan dan mereka terinspirasi dari sosok orang terdekatnya usaha yang mereka jalani akan memiliki kualitas yang terbaik sehingga mampu menarik perhatian konsumen . untuk menjadi sosok wirausaha mereka harus nekat dan berani


Untuk orang sukses karena bekerja 

2.    DAHLAN ISKAN DAN I.G.N ANOM
Kedua orang sukses karena bekerja tersebut memiliki perjuangan yang sangatlah menantang , awal mula mereka menjadi sukses yakni dimana mereka awalnya hanya seorang yang bekerja biasa seperti sosok Dahlan Iskan yang menjadi reporter sebuah surat kabar kecil dan I.G.N ANOM yang menjadi tukang cuci mobil . mereka memiliki karakter yang sangat tinggi yaitu bekerja keras untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan menjadi lebih baik , mereka memiliki suatu kemampuan yang bisa merubah segalanya mulai dari menjadi pekerja yang biasa sehingga menjadi sosok orang sukses . walaupun keduanya hanya menyandang predikat pendidikan yang kurang tapi mereka mampu menjadi orang yang patut untuk di inspirasikan dengan tekad , juang , percaya diri ,berkerja keras , pantang menyerah .
Begitulah perbandingan karakter dari orang orang sukses karena bekerja dan wirausaha.  Untuk orang sukses bekerja mereka merintis kesuksesan dari mereka bekerja biasa dan menjadi pekerja yang hebat karena karakter yang mereka miliki yakni tekad dan kerja keras dan berorientasi ke masa depan yang lebih baik, dan untuk orang sukses karena wirausaha mereka memiliki karakter percaya diri , ide ide kreatif sehingga mampu membuat usaha mereka terlihat lebih menarik dan yang paling terpenting dalam berwirausaha yakni berani mengambil resiko


DESKRIPSIKAN KARAKTER YANG DIMILIKI ORANG ORANG TERSEBUT YANG INGIN ANDA MILIKI  
1.    Percaya diri
Dimana karakter tersebut mampu merubah segalanya dan mendorong kita untuk maju . dengan sikap percaya diri kita ,menjadikan sesuatu hal tersebut seperti hal yang biasa saja dan dapat mampu melawan rasa takut dan resiko yang ada. Walaupun kita sebagai manusia pastinya memiliki kelemahan dan kelebihan dengan adanya sikap percaya diri kita mampu mencapai hasil yang kita inginkan
2.    Berani mengambil resiko
Karakter tersebut juga mendorong kita untuk lebih maju dan bangkit . karena dalam melakukan suatu hal , pasti diselingi oleh hal hal yang dapat menjatuhkan kita , dan kita harus bisa menerima apa yang akan menimpa kita pada saat itu dan siap menanggung risiko atas segala tindakan yang ingin saya lakukan
3.    Tekad dan kerja keras
Karakter tersebut membantu kita untuk melakukan sesuatu hal dengan penuh tekad dan kerja keras yang ada . karena untuk mencapai sesuatu hal yang diinginkan kita harus berfikir tekad dan melakukan sesuatu hal tersebut dengan kerja keras sesuai kemampuan yang kita miliki karena dengan kita bekerja keras kita akan menuai hasil yang sama .
4.    Kreatif
Dengan kita memiliki karakter kreatif , usaha yang kita inginkan akan berjalan dengan baik. Karena kreatif sendiri memiliki pengertian mampu menciptakan hal hal atau ide ide yang baru sehingga dapat menarik 
5.    Berorientasi ke masa depan
Karakter tersebut memiliki cara pandang dimana kita harus berfikir bagaimana kedepanya kita dan apa yang harus kita fikirkan untuk kedepannya agar mampu menjadikan hal baru uang lebih baik.


KARAKTER WIRAUSAHA YANG INGIN SAYA MILIKI
1.    Percaya diri : karena dengan memiliki rasa percaya diri saya yakin semua rencana akan berjalan dengan baik
2.    Kepemimpinan: jiwa pemimpin sangat dibutuhkan dalam berwirausaha , karena disitu kita memiliki peluang untuk mencapai suatu tujuan
3.    Berani mengambil resiko: karena suatu bisnis atau wirausaha kita harus berani mengambil suatu resiko apa yang akan terjadi pada bisnis yang kita jalankan . dan dengan adanya sutau resiko seperti itu , yang diharapkan bukan untuk menyerah namun berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya
4.    Orisinil
5.    Jujur ; dalam berwirausaha karakter jujur sangatlah diperlukan untuk membangun kepercayaan konsumen
6.    Kreatif: menciptakan hal hal baru untuk menarik peminat

7   Tekad,  Kerja keras, Berorientasi ke masa depan, Tekun


REFERENSI :
Prambudi,Didik Nazaruddin. 5 April 2013. Wirausahawan sukses indonesia
Anonim.blogspot
http://avitsantoso.blogspot.co.id/ diakses 24 september 2015 (10.00)
Safira. 10 Juni 2013. Profil tokoh pengusaha sukses
 Anonim . beberapa contoh profil pengusaha sukses


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENERAPKAN METODE HOME VISIT KEPADA SISWA DENGAN KONDISI LIMITED EDITION

SISTEM PENYIMPANAN ARSIP