PROFIL SUKSES KARENA BERWIRAUSAHA DAN PROFIL SUKSES KARENA BEKERJA
NAMA : LILIS RAHAYU
NIM : 14080314073
KELAS : PAP 14 A
3 PROFIL ORANG
SUKSES KARENA WIRAUSAHA
berawal dari hoby meity Amelia sukses
sebagai pengusaha bakery
Meity Amelia lahir di kota kecil di Gorontalo, 50 tahun lalu. Waktu itu daerahnya sepi dan tidak banyak orang yang menjual makanan. Setiap sore, Sang Mama selalu membut kue-kue untuk kedua anaknya. Awalnya ia hanya bisa melihat dan membantu mengambilkan alat atau bahannya saja. Tapi lama-kelamaan, ia ikut mengaduk adonan, mencetak dan membakar atau menggorengnya.
Meity Amelia lahir di kota kecil di Gorontalo, 50 tahun lalu. Waktu itu daerahnya sepi dan tidak banyak orang yang menjual makanan. Setiap sore, Sang Mama selalu membut kue-kue untuk kedua anaknya. Awalnya ia hanya bisa melihat dan membantu mengambilkan alat atau bahannya saja. Tapi lama-kelamaan, ia ikut mengaduk adonan, mencetak dan membakar atau menggorengnya.
Karena seringnya membantu, sejak masuk sekolah dasar (SD), ia sudah bisa
membuat puding dan roti goreng sendiri. “Rasanya puas bisa membuat roti goreng
sendiri dan dinikmati sendiri,” jelas Meity. Jadi ketika teman-teman sebayanya
senang bermain-main di luar rumah, ia berada di dapur membantu mamanya memasak
atau membuat kue sendiri.
Selain belajar membuat aneka cake dan masakan, ia juga sudah diajari
bisnis oleh orang tuanya. Ketika menginjak kelas 3 SD, ia sudah berani menjual
permen dari gula merah di sekolahnya. Karena rasanya enak dan murah,
dagangannya selalu habis dibeli teman-temannya. ”Permen gula merah saya buat
sendiri, jadi keuntungannya jadi lebih besar,” jelas ibu 6 anak ini.
Keahlian membuat cake makin bertambah
ketika ia menginjak sekolah menengah pertama (SMP). Ia suka membeli majalah
atau buku tentang resep dan masakan. Tidak hanya dibaca saja, tetapi ia juga
senang mempraktikannya di rumah. Hasilnya, ia sering sekali menghadiahi
teman-teman atau ponakan dengan tart. ”Kalau pas ada perayaan atau ada teman
atau keponakan ulang tahun, saya sering memberi hadiah kue atau tart buatan
sendiri,” jelas istri Suryo Hadisantoso ini. Ia juga pernah membantu usaha
kakak iparnya membuat kue kering
Proses belajar yang panjang, serta pengalaman yang banyak membuat kue
dan cake, ternyata sangat berguna ketika ia menjalankan bisnis cake di Jakarta.
Tahun 1993, ia membuka Grandville Island, Bakery dan Cake Shop di komplek
pertokoan Greenville, Jakarta Barat. Waktu itu modalnya hanya 1 mikser kecil, 1
oven biasa, 1 meja dan 1 lemari pendingin. Perlahan tapi pasti, ia mulai
mendapatkan pelanggan. ”Motto kami adalah kualitas di atas kuantitas,”
jelasnya. Untuk itu ia benar-benar memperhatikan kualitas bahan, penampilan,
dan rasa
Kelebihan dari cake atau kue buatannya
adalah ia selalu memperhatian detail dan membuatnya lebih artistis. Kalau
pelukis menuangkan ide atau gagasannya melalui kain atau kertas, Meity
menuangkannya lewat cake atau kue yang ia buat. ”Saya selalu berusaha membuat
cake atau kue menjadi lebih cantik dan indah,” jelas Meity yang memang jago
menghias cake ini.
Karena makin lama pesanan makin
banyak, ia mengambil karyawan untuk membantunya. Sekarang ini ia dibantu 13
karyawan. ”Tapi kalau mendekati Lebaran, Natal atau hari raya lainnya, saya
bisa dibantu 30 karyawan,” jelas Meity yang sampai sekarang masih rajin ikut
kursus membuat cake dan kue. Baginya, belajar merupakan keharusan jika ingin
produknya terus didatangi pelanggan
Selain kue kering, ia juga menerima
pesanan aneka tart untuk segala keperluan, aneka snack, dan roti. Lebih dari 60
jenis cake yang ia produksi antara lain: blackforest, tiramisu, havana cake,
sultana butter, caramel nut, cruncy drop’s dan masih banyak lagi. Beberapa
pejabat dan artis pernah merasakan kelezatan cake buatannya. ”Taufik Hidayat
pernah pesan tart untuk ulang tahun anaknya,” jelas Bendahara Asosiasi Bakery
Indonesia ini.
Ada beberapa tips untuk mereka yang ingin memulai usaha makanan. Pertama,
kerjakan dengan kesungguhan hati dan ikhlas. Jangan pernah menggerutu dengan
apa yang ia kerjakan. Kedua, jangan malas belajar entah dengan mengikuti kursus
atau membaca buku. ”Ketiga, terus jaga kualitas dan selalu buat inovasi baru,”
tegas Meity.
Siapa yang tak kenal dengan produk
es teller 77, ratusan gerainya sudah tersebar di seluruh nusantara. Tidak puas
dengan mempertahankan pasar dalam negeri, kini produk es teller 77
merupakan salah satu bisnis franchise makanan yang berhasil merambah pasar
internasional. Produknya sudah menjangkau pasar luar negeri seperti Malaysia,
Singapura, Australia, serta masih akan terus dikembangkan untuk membuka gerai
berikutnya di India, Jeddah dan Arab Saudi.
Terinspirasi dari sang mertua (Ibu Murniati
Widjaja) yang menang lomba membuat es teler, Sukyatno teler di emperan toko
dengan menggunakan tenda – tenda. Usaha yang dimulainya pada tanggal 7 Juli
1982 ini, ternyata bukan peluang bisnis
yang pertama kali Ia coba. Berbagai peluang bisnis seperti menjadi
salesman, tengkulak jual beli tanah, makelar pengurusan SIM, menjadi pemborong
bangunan, sampai mencoba bisnis salon pernah Ia geluti dan semuanya gagal
ditengah jalan.
Tak ingin mengulangi kegagalan
bisnis seperti sebelumnya, Sukyatno mulai menekuni bisnis es telernya yang
diberi nama es teler 77. Angka 77 digunakan sebagai merek es telernya, karena
angka tersebut mudah diingat dan diharapkan menjadi angka hoki bagi pemilik
bisnis ini. Keyakinan Sukyatno pun tepat, merek es teler 77 mulai dikenal
masyarakat dan menjadi salah satu produk unggulan dari dulu sampai sekarang.
Dari sebuah warung tenda yang
dulunya berada di emperan toko, Sukyatno berinisiatif untuk mengembangkannya
menjadi bisnis waralaba. Setelah 5 tahun mempertahankan bisnisnya, tepat pada
tahun 1987 untuk pertama kalinya dibuka gerai es teler 77 di Solo dengan sistem
franchise. Semenjak itu perkembangan
bisnisnya pun sangat pesat, dengan keuletan dan kerja keras yang dimiliki
Sukyatno kini es teller 77 telah memiliki lebih dari 180 gerai yang tersebar di
berbagai pusat perbelanjaan dan pertokoan yang ada di Indonesia bahkan hingga
mancanegara
Kunci sukses es teller 77
Bersamaan dengan perkembangan bisnisnya, pada tahun 2007 Sukyatno
kembali ke hadapan Yang Maha Esa. Kesederhanaan dan kerjakerasnya dalam
mengembangkan usaha, kini dilanjutkan oleh salah satu anaknya yaitu Andrew
Nugroho selaku direktur PT. Top Food Indonesia. Berkat komitmen para pengelola
bisnis ini, sekalipun menghadapi persaingan dagang yang cukup ketat dengan
bisnis franchise makanan asing maupun franchise lokal yang saat ini banyak
bermunculan. Es teller 77 terus berusaha untuk memberikan pelayanan yang
terbaik bagi para konsumennya. Ini dibuktikan dengan adanya inovasi baru dari
es teler 77 yang mengenalkan menu makanan terbarunya antara lain gado – gado,
rujak buah, mie kangkung, dan nasi goreng buntut. Andrew sengaja mempertahankan
menu tradisional yang tidak asing bagi lidah orang Indonesia, agar masyarakat
yang masuk pertokoan masih bisa menemukan menu tradisional yang mereka gemari.
Disamping itu untuk meningkatkan
loyalitas konsumen terhadap es teler 77, Andrew juga memberikan fasilitas kartu
member bagi para pelanggannya. Dengan kartu klub juara yang diluncurkannya,
pelanggan berhak memperoleh diskon makanan dan minuman yang ada di seluruh
gerai es teler 77.
Atas kerjakeras dan perjuangan
keluarga Sukyatno dalam mengembangkan bisnisnya, berbagai penghargaan pun
pernah diterimanya. Kesuksesan es teller 77 dalam mengembangkan bisnis
franchisenya, menjadi motivasi besar bagi semua orang.
Puspo Wardoyo, merintis waralaba Ayam Bakar Wong Solo hingga menjadi sebesar
sekarang ini dari titik paling bawah. Ia pernah menjajakan ayam bakar di kaki
lima. Sejak kecil Puspo sudah terbiasa berurusan dengan ayam. Orangtuanya
penjaja ayam. Pagi hari, Puspo kecil membantu menyembelih ayam untuk dijual di
pasar. Siang sampai malam, ia membantu orangtuanya menjajakan menu siap saji
seperti ayam goreng, ayam bakar, dan menu ayam lainnya di warung milik
orangtuanya di dekat kampus UNS Solo.
Impian itu sendiri terinpirasi oleh
cerita seorang pedagang bakso yang sukses mengarungi hidup di Medan. Ketika
pria kelahiran 30 November 1957 itu tengah merintis usaha warung lesehan di
Solo selepas mengundurkan diri dari pegawai negeri sipil, suatu saat pedagang
bakso asal Solo tersebut bertandang ke tempat Puspo.
Dia bercerita bahwa peluang usaha
warung makan di Medan sangat bagus. Pedagang bakso itu telah membuktikannya.
Dalam sehari ia bisa meraup keuntungan bersih di akhir tahun 1990 itu sekitar
Rp 300.000. Dari keuntungan berjualan bakso dengan gerobak sorong itulah teman
Puspo ini bisa pulang menengok kampung halamannya di Solo setiap bulan.
"Dengan uang, jarak antara Solo Medan lebih dekat dibanding Solo Semarang,
" kata Puspoyo menirukan ucapan temannya tadi. Wajar saja jika dengan
pesawat terbang waktu tempuh antara MedanSolo Berganti pesawat di Jakarta hanya
membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Sementara dengan naik bis jarak antara
SoloSemarang ditempuh sekitar empat jam.
Cerita sukses temannya
itu begitu membekas di benak Puspo. "Saya bertekad bulat akan merantau ke
Medan, " pikirnya. Untuk mewujudkan keinginannya itu, apa boleh buat,
warung makan yang termasuk perintis warung lesehan di kota pusat kebudayaan
Jawa itu pun ia jual kepada temannya. Uang hasil penjualan yang tak seberapa
itu ia manfaatkan untuk membeli tiket bus ke Jakarta. Mengapa Jakarta?
"Karena dengan uang yang saya miliki, bekal saya belum cukup untuk
merantau ke Medan, " katanya.
Ketika tengah merantau di ibu kota
itu, suatu hari Puspo membaca lowongan pekerjaan sebagai guru di sebuah
perguruan bernama DR Wahidin di Bagan Siapiapi, Sumatera Utara. Apa boleh buat,
demi mewujudkan citacitanya, ia berusaha mengumpulkan modal dengan kembali
menjadi guru. Bedanya, kali ini ia tidak lagi menjadi pegawai negeri seperti
sebelumnya ketika menjadi staf pengajar mata pelajaran Pendidikan Seni di SMA
Negeri Muntilan, Kabupaten Magelang. "Target saya cuma dua tahun menjadi
guru lagi," katanya.
Di sinilah anak pasangan Sugiman
Suki ini ketemu dengan isteri pertamanya Rini Purwanti yang sama-sama menjadi
tenaga pengajar di sekolah tersebut. Dua tahun menjadi guru ia berhasil
mengumpulkan tabungan senilai Rp 2.400. 000. Dengan uang inilah keinginannya
menaklukkan kota Medan tak terbendung lagi. Uang tabungan itu sebagian ia
gunakan untuk menyewa rumah dan membeli sebuah motor Vespa butut. Masih ada
sisa Rp 700.000 yang kemudian ia manfaatkan sebagai modal membangun warung kaki
Lima di bilangan Polonia Medan.
Disini ia menyewa lahan 4x4 meter
persegi seharga Rp 1.000 per hari. Suatu saat pegawainya tertimpa masalah. Ia
terlibat utang dengan rentenir. Puspo membantunya dengan cara meminjamkan uang.
Sebagai ucapan terimakasih, sang pegawai membawa wartawan sebuah harian lokal
Medan. Si wartawan yang merupakan sahabat suami pegawai yang ditolong Puspo
kemudian menuliskan profilnya. Judul artikel itu Sarjana Buka Ayam Bakar Wong
Solo. Artikel itu membawa rezeki bagi Puspo. Esok hari setelah artikel dimuat,
banyak orang berbondong-bondong mendatangi warungnya. Siapa sangka jika dari
sebuah warung kecil ini kemudian melahirkan sebuah usaha jaringan rumah makan
yang cukup kondang di seantero Medan. Impian untuk menaklukkan
"jarak" Solo Medan lebih dekat dibanding Solo Semarang pun menjadi
kenyataan. Bukan itu saja, penilaian atas prestasi bisnis yang dirintis Puspo
lebih jauh melewati impian yang ia tinggalkan sebelumnnya.
Dari
ibu kota Sumatera Utara ini nanti Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo (Wong Solo)
melejit ke pentas bisnis nasional. Belakangan ini nama Wong Solo semakin
berkibarkibar setelah berhasil menaklukkan Jakarta setelah sebelumnva
"mengapung" dari daerah pinggiran. Dalam waktu relatif singkat
kehadiran Wong Solo telah merengsek dan menanamkan tonggaktonggak bisnisnya di
pusat kota metropolis ini. Ekspansinya pun semakin tak tertahankan dengan
memasuki berbagai kota besar di Indonesia.
Fenomena Wong Solo mengundang decak
kekaguman berbagai kalangan dari pejabat pemerintah, para pelaku bisnis hingga
para pengamat. Hampir semua outletnya di Jakarta selalu sesak pengunjung,
terutama di akhir pekan dan hari libur. Bahkan ketika bulan Ramadhan kemarin,
semua outlet tersebut membatasi jumlah pengunjung saat berbuka puasa.
Skala usaha Wong Solo itu memang
belum sekelas para konglomerat masa lalu yang dengan enteng menyebut angka
aset, omset atau keuntungan per tahun yang triliunan rupiah. "usaha saya
memang belum kelas triliunan seperti para konglomerat yang kaya utang
itu," paparnya. Kendati masih tergolong usaha menengah, namun kinerja wong
Solo sangat solid dan tak punya beban utang. Ia memiliki pondasi kuat untuk
terus berkembang. Untuk mewujudkan mimpimimpinya, ayah sembilan anak dari empat
istri ini telah melewati rute perjalanan yang berlikaliku lengkap dengan segala
tantangannya.
Ada masa ketika di waktuwaktu awal
merintis usaha di Medan ia nyaris patah semangat garagara selama berhari-hari
tak pernah meraih untung. Hanya berjualan dua atau tiga ekor ayam bakar plus
nasi, terkadang dalam satu hari tak seekor pun yang laku. Pernah pula seluruh
dagangannya yang telah dimasak di rumah tumpah di tengah jalan karena jalanan
licin sehabis hujan. "Apa boleh buat, saya terpaksa pulang dan memasak
lagi". katanya. Istrinya yang tak sabar melihat lambannya usaha Puspo
bahkan sempat memberi tahu ayahnya agar memberitahu ayahnya agar mempengaruhi
Puspo supaya tak berjualan ayam bakar lagi. "Mertua saya bilang, kapan
kamu akan tobat," katanya menirukan ucapan sang mertua.
Pada awal perantauannya ke Medan,
Puspo wardoyo, sama sekali tak menyangka jika usaha warung ayam bakar “Wong
Solo” akan berkembang seperi sekarang. Maklum, rumah makan yang dibukanya
hanyalah sebuah warung berukuran sekitar 3x4 meter di dekat bandara Polonia,
Medan. Setahun pertama dia hanya mampu menjual 3 ekor ayam per hari yang
dibagibagi menjadi beberapa potong. Harga jual per potongnya Rp 4.500 plus
sepiring nasi.
Di tahun kedua, naik menjadi 10 ekor
ayam per hari Namun sekarang, 13 tahun kemudian, di memiliki lebih dari 16
cabang tersebar di medan, Banda Aceh, Padang, Solo, Denpasar, Pekanbaru,
Surabaya, Semarang, Jakarta, Malang dan Yogyakarta meskipun masih mengandalkan
ayam bakar, namun menunya kini makin beragam hingga 100 jenis. Sudah terbiasa
bagi Wardoyo untuk menyisihkan 10 % dari keuntungannya untuk amal. Dia percaya,
Tuhan akan memperkaya orang yang banyak beramal. Maka jangan heran bila Anda
kebetulan mampir di salah satu rumah makannya menyaksikan karyawannya sedang
berkerumun di saat menjelang atau usai jam kerja. Mereka sedang melaksanakan
ibadah “kultum” atau kuliah tujuh menit.
3
PROFIL ORANG SUKSES KARENA
PEKERJA KERAS
Dahlan
Iskan (lahir di Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951; umur 61 tahun), adalah
CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group, yang bermarkas di Surabaya. Ia
juga adalah Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009. Pada tangga
l
19 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II,
Dahlan Iskan diangkat sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
menggantikan Mustafa Abubakar.
Awal karier
Karier
Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di
Samarinda, Kalimantan Timur pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan
majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos
hingga sekarang.
Jawa
Pos
Dahlan Iskan adalah sosok yang
menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar,
dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Lima
tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan
surat kabar terbesar di Indonesia yang memiliki 134 surat kabar, tabloid, dan
majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil
mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan
kemudian gedung serupa di Jakarta. Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi
lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di
Pekanbaru.
Sejak
awal 2009, Dahlan adalah sebagai Komisaris PT Fangbian Iskan Corporindo (FIC)
yang akan memulai pembangunan Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) pertengahan
tahun ini. SKKL ini akan menghubungkan Surabaya di Indonesia dan Hong Kong,
dengan panjang serat optik 4.300 kilometer.
Perusahaaan
Listrik Negara (PLN)
Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur
utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama
kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. Semenjak memimpin
PLN, Dahlan membuat beberapa gebrakan diantaranya bebas byar pet se Indonesia
dalam waktu 6 bulan, gerakan sehari sejuta sambungan. Dahlan juga berencana membangun
PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Sebelumnya, tahun 2010 PLN telah berhasil
membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken
Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan.
Menteri
Badan Usaha Milik Negara (Menteri BUMN)
Pada
tanggal 17 Oktober 2011, Dahlan Iskan ditunjuk sebagaipengganti Menteri BUMN
yang menderita sakit. Ia terisak dan terharu begitu dirinya dipanggil menjadi
menteri BUMN karena ia berat meninggalkan PLN yang menurutnya sedang pada
puncak semangat untuk melakukan reformasi PLN.
Dahlan melaksanakan beberapa program
yang akan dijalankan dalam pengelolaan BUMN. Program utama itu adalah
restrukturisasi aset dan downsizing (penyusutan jumlah) sejumlah badan usaha.
Ihwal restrukturisasi masih menunggu persetujuan Menteri Keuangan.
Beberapa kinerjanya disorot. Dahlan
gagal membawa lima perusahaan BUMN untuk melepas saham perdana (initial public
offering/IPO) di lantai bursa. Adapun, berkat kepemimpinannya, BUMN dinilai
bersih dari korupsi oleh masyarakat juga merupakan kinerja dan keberhasilannya
membangun BUMN.
Kehidupan
pribadi
Dahlan
Iskan dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan kondisi serba kekurangan.
Orangtuanya tidak ingat tanggal berapa Dahlan dilahirkan. Dahlan akhirnya
memilih tanggal 17 Agustus dengan alasan mudah diingat karena bertepatan dengan
peringatan kemerdekaan Republik Indonesia.
Dahlan Iskan pernah menulis buku
berjudul Ganti Hati pada tahun 2008. Buku ini berisi tentang pengalaman Dahlan
Iskan dalam melakukan operasi cangkok hati di Cina.
Selain sebagai pemimpin Grup Jawa
Pos, Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit
listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima
Electric Power di Surabaya. (sumber : wikipedia.org)
2. I. G. N. Anom: Berawal Dari Tukang
Cuci Mobil
source : www.indonesiafightpoverty.com |
I. G. N. Anom
Bila
Anda ke Bali, satu diantara sentra penjualan oleh-oleh yang sangatlah popular
disana yaitu Krisna. Namun tahukah Anda bahwasanya yang memiliki toko yang senantiasa
ramai itu yaitu seseorang pria yang pendidikannya cuma SMP? Ya! I. G. N. Anom
namanya, atau mungkin lebih akrab di panggil Ajik Anom.
Lini
usaha Krisna sekarang ini bahkan juga telah merambah ke bidang lain, yakni
rumah makan, property, spa, sampai penyewaan mobil elegan. Anom yaitu perantau
di Denpasar. Aslinya dari Singaraja. Dia merantau karena orangtua tidak dapat
membiayai sekolahnya.
Anom
bekerja serabutan di Denpasar, sebatas untuk makan. Dimulai dari tukang
bersihkan mobil hingga buruh konfeksi. Makin lama, dia berhasil jadi yang
memiliki usaha tekstil serta pada akhirnya membangun toko oleh-oleh Krisna.
Rencananya
simpel. Pusat oleh-oleh didirikan di dekat pusat kesenian. Setiap toko mesti
mempunyai parkir yang luas agar pelanggan senang. Inspirasi karyawan tidak
dinafikan hingga mereka kerasan bekerja disana. Keseluruhan, Anom telah
mempunyai 1. 500 karyawan di belasan outlet Krisna.
3.
Tri
Sumono-Tukang Sapu Yang Menjadi Miliuner
source : www.teropongbisnis.com |
Roda itu berputar, terkadang diatas
dan terkadang dibawah. Begitulah kehidupan ini. Kiasan ini pas sekali untuk
menggambarkan apa yang telah dialami Pak Tri dan keluarganya. Tri Sumono adalah
seorang pengusaha yang memiliki berbagai usaha yaitu peternakan, perkebunan
jahe, pertanian padi dan masih banyak lagi. Memang usaha Pak Tri belumlah
sebesar Yusuf Kalla atau Aburizak Bakrie namun patut diacungi jempol. Melalui
CV 3 Jaya miliknya, ia bermetamorfosa dari seorang tukang sapu menjadi seorang
pengusaha yang terbilang cukup sukses.
Tri Sumono dilahirkan di Gunung
Kidul tanggal 7 Mei 1973. Ia hanyalah seorang lulusan SMA. Tri Sumono lalu
hijrah ke Jakarta dengan harapan dapat memperoleh pekerjaan dan penghidupan
yang layak. Dengan berbekal ijazah SMA dan beberapa kaos di tas ia mencari
pekerjaan di Jakarta. Ia sadar bahwa lulusan SMA tak mungkin bisa bekerja di
kantoran.
Sesampainya di Jakarta ia menerima
pekerjaan apapun agar bisa membeli makanan. Ia menjadi kuli bangunan di
Ciledug-Jakarta Selatan. Hanya beberapa bulan saja ia bisa bertahan sebagai
buruh kasar. Kemudian ia mendapat tawaran bekerja sebagai tukang sapu di sebuah
kantor di Palmerah – Jakarta Barat.
Sebagai tukang sapu tentu lebih
ringan dari pada sebagai kuli bangunan. Karena kerajinannya dalam bekerja, ia
kemudian diangkat menjadi office boy. Tri Sumono termasuk orang yang gemar
bersyukur sehingga nikmatnya selalu ditambah oleh yang Maha Kuasa.
Tak perlu menunggu waktu lama, Tri
Sumono kemudian diangkat menjadi tenaga pemasar hingga menjadi penanggungjawab
di gudang. Ia juga seorang yang ulet. Ketika hari libur, ia mencari penghasilan
tambahan dengan menjual aksesoris seperti jepit rambut dan kalung di Stadion
Gelora Bung Karno. Pak Tri melakukan ini selama 4 tahun dengan bermodal uang
100 ribu rupiah.
Memutuskan Menjadi Pengusaha
Saat berjualan tersebut ia berfikir
bahwa ternyata hasil dari berdagang jauh lebih menjanjikan dari pada jadi
karyawan yang gajinya sedikit dan sulit naiknya. Akhirnya ia mengambil
keputusan keluar dari pekerjaannya dan memilih fokus berjualan aksesoris.
Bisnis aksesorisnya lama-kelamaan
menjadi besar sampai ia bisa memiliki stand di Mall Graha Cijantung. Karena
keuletannya ini ia juga bisa menabung uang dan membeli rumah di Perumahan
Pondok Ungu. Di rumah ia juga membuka toko sembako. Saat itu perumahannya masih
sangat sepi sehingga tokonya belum ramai pembeli. Tri Sumono tak kehilangan
akal. Disebelah rumahnya masih ada tanah kosong, ia gunakan tanah tersebut
untuk membuat kos-kosan yang harga sewanya miring.
Kos-kosan yang berjumlah 10 buah itu
disewa oleh pedagang keliling seperti pedagang bakso dann gorengan. Sasarannya
pun tepat, toko sembako miliknya kecipratan rejeki dan menjadi ramai pembeli
karena harganya yang miring akhirnya toko tersebut dibuat kulakan oleh pedagang
bakso dan gorengan.
Melihat ada toko sembako yang ramai,
warga diluar komplek pun juga ikut berdatangan membeli di tokonya Pak Tri.
Melebarkan Sayap
Tri Sumono terus mengembangkan
impiannya, ia tak mau berhenti di satu lini usaha saja, pemikrannya adalah
dengan memiliki banyak usaha maka jauh lebih baik dan lebih stabil pemasukannya
dibanding sedikit usaha.
Ia kemudian menangkap peluang
membuat nata de coco. Dari info yang diperolehnya, nata de coco adalah sari
kelapa yang difermentasikan dengan bantuan bakteri Acetobacter xylium. Ia kemudian
membeli bakteri ini di LIPI Bogor. Kemudian hasil produksinya itu dipasarkan ke
beberapa perusahaan minuman kemasan di JaBoDeTaBek.
Awalnya banyak yang membeli nata de
coco darinya namun lama kelamaan orderan menjadi sepi karena ternyata kualitas
sari kelapanya menurun, bahkan ia akhirnya menghentikan proses produksinya.
Ia memutar otak untuk mencari tahu
cara membuat sari kelapa atau nata de coco yang baik. Ia pun nekad menemui
salah satu dosen IPB dan mengatakan kalau ia ingin belajar membuat nata de coco
yang baik, ia juga menyatakan bersedia membayar berapapun demi memperoleh ilmu
itu.
Mulanya si dosen memandang sebelah
mata mungkin dalam hatinya berkata tak mungkin orang seperti Tri Sumono yang
hanya lulusan SMA bisa mencerna keterangan darinya. Namun Pak Tri tetap bersih
keras ingin belajar darinya dan Pak Tri pun menang. Dosen itu mempersilahkan
Pak Tri untuk belajar dua bulan membuat nata de coco yang berkualitas. Setelah
ilmunya dirasa cukup, Pak Tri pun mulai memproduksi lagi dan menawarkan nata de
coco hasil produksinya ke beberapa perusahaan.
Hasilnya sangat memuaskan. Banyak
perusahaan minuman yang membeli sari kelapa darinya. Ia langsung memproduksi
10.000 nampan sekaligus dengan nilai 70 juta rupiah. Saat ini kondisinya
terbalik, banyak perusahaan yang antri membeli sari kelapa dari Tri Sumarmo.
Dalam satu
bulan, omset usahanya bisa mencapai 500 juta sampai satu miliar. Benar-benar keajaiban itu ada. Seorang
tukang sapu lulusan SMA telah menjelma menjadi miliarder jika memiliki impian
dan terus berusaha mengejar impian itu. Usaha Tri terus berdiversivikasi ke
perkebunan jahe dan pertanian padi serta jual beli properti.
Sekali lagi pepatah yang menagtakan
“Sukses itu hak setiap orang” telah terbukti di hidup Tri Sumono, pemilik CV 3
Jaya.
MEMBANDINGKAN KARAKTER
Untuk orang yang sukses
karena bekerja dan wirausaha itu sedikit ada perbandingan perbedaan kita ambil
dari yang pertama untuk wirausaha
1. PUSPA WARDOYO dan SUKYATNO.
Dimana
kedua sosok wirausaha dalam bidang makanan/minuman tersebut sama sama membangun
bisnis franchise yang memiliki karakter percaya diri , keduanya sama
sama percaya mulai dari awal membangun bisnis sampai mereka sukses sampai saat
ini . untuk menjadi wirausaha keduanya pernah mengalami kegagalan dan mereka
tetap berusaha dan percaya diri untuk terus melanjutkan usaha yang mereka geluti
karena sosok wirausahawan harus memiliki
karakter berani mengambil resiko,
dengan pengalaman pernah mengalami kegagalan mereka berfikir untuk menjadikan
sesuatu usaha tersebut lebih baik lagi dari sebelumnya semisal memberikan
kualitas makanan/minuman yang lebih menarik ,karena dari ide ide kreatif yang mereka ciptakan dan mereka terinspirasi
dari sosok orang terdekatnya usaha yang mereka jalani akan memiliki kualitas
yang terbaik sehingga mampu menarik perhatian konsumen . untuk menjadi sosok
wirausaha mereka harus nekat dan
berani
Untuk
orang sukses karena bekerja
2. DAHLAN ISKAN DAN I.G.N ANOM
Kedua
orang sukses karena bekerja tersebut memiliki perjuangan yang sangatlah
menantang , awal mula mereka menjadi sukses yakni dimana mereka awalnya hanya
seorang yang bekerja biasa seperti sosok Dahlan Iskan yang menjadi reporter
sebuah surat kabar kecil dan I.G.N ANOM yang menjadi tukang cuci mobil . mereka
memiliki karakter yang sangat tinggi yaitu bekerja
keras untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan menjadi lebih baik ,
mereka memiliki suatu kemampuan yang bisa merubah segalanya mulai dari menjadi
pekerja yang biasa sehingga menjadi sosok orang sukses . walaupun keduanya
hanya menyandang predikat pendidikan yang kurang tapi mereka mampu menjadi
orang yang patut untuk di inspirasikan dengan tekad , juang , percaya diri ,berkerja keras , pantang menyerah .
Begitulah perbandingan
karakter dari orang orang sukses karena bekerja dan wirausaha. Untuk
orang sukses bekerja mereka merintis kesuksesan dari mereka bekerja
biasa dan menjadi pekerja yang hebat karena karakter yang mereka miliki yakni
tekad dan kerja keras dan berorientasi ke masa depan yang lebih baik, dan untuk orang sukses karena wirausaha
mereka memiliki karakter percaya diri , ide ide kreatif sehingga mampu membuat
usaha mereka terlihat lebih menarik dan yang paling terpenting dalam berwirausaha
yakni berani mengambil resiko
DESKRIPSIKAN
KARAKTER YANG DIMILIKI ORANG ORANG TERSEBUT YANG INGIN ANDA MILIKI
1. Percaya diri
Dimana
karakter tersebut mampu merubah segalanya dan mendorong kita untuk maju .
dengan sikap percaya diri kita ,menjadikan sesuatu hal tersebut seperti hal
yang biasa saja dan dapat mampu melawan rasa takut dan resiko yang ada.
Walaupun kita sebagai manusia pastinya memiliki kelemahan dan kelebihan dengan
adanya sikap percaya diri kita mampu mencapai hasil yang kita inginkan
2. Berani mengambil resiko
Karakter
tersebut juga mendorong kita untuk lebih maju dan bangkit . karena dalam
melakukan suatu hal , pasti diselingi oleh hal hal yang dapat menjatuhkan kita
, dan kita harus bisa menerima apa yang akan menimpa kita pada saat itu dan
siap menanggung risiko atas segala tindakan yang ingin saya lakukan
3. Tekad dan kerja keras
Karakter
tersebut membantu kita untuk melakukan sesuatu hal dengan penuh tekad dan kerja
keras yang ada . karena untuk mencapai sesuatu hal yang diinginkan kita harus
berfikir tekad dan melakukan sesuatu hal tersebut dengan kerja keras sesuai
kemampuan yang kita miliki karena dengan kita bekerja keras kita akan menuai
hasil yang sama .
4. Kreatif
Dengan
kita memiliki karakter kreatif , usaha yang kita inginkan akan berjalan dengan
baik. Karena kreatif sendiri memiliki pengertian mampu menciptakan hal hal atau
ide ide yang baru sehingga dapat menarik
5. Berorientasi ke masa depan
Karakter
tersebut memiliki cara pandang dimana kita harus berfikir bagaimana kedepanya
kita dan apa yang harus kita fikirkan untuk kedepannya agar mampu menjadikan
hal baru uang lebih baik.
KARAKTER
WIRAUSAHA YANG INGIN SAYA MILIKI
1.
Percaya diri : karena dengan memiliki rasa percaya diri saya yakin semua rencana akan berjalan dengan baik
2.
Kepemimpinan: jiwa pemimpin sangat dibutuhkan dalam berwirausaha , karena disitu kita memiliki peluang untuk mencapai suatu tujuan
3.
Berani mengambil resiko: karena suatu bisnis atau wirausaha kita harus berani mengambil suatu resiko apa yang akan terjadi pada bisnis yang kita jalankan . dan dengan adanya sutau resiko seperti itu , yang diharapkan bukan untuk menyerah namun berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya
4.
Orisinil
5.
Jujur ; dalam berwirausaha karakter jujur sangatlah diperlukan untuk membangun kepercayaan konsumen
6.
Kreatif: menciptakan hal hal baru untuk menarik peminat
7
Tekad, Kerja keras, Berorientasi ke masa depan, Tekun
REFERENSI
:
Prambudi,Didik Nazaruddin. 5 April 2013. Wirausahawan sukses
indonesia
http://didiknazaruddinprambudi.blogspot.co.id/2013/04/5-wirausahawan-sukses-indonesia.html
diakses 24 september 2015 ( 10.00 )
Anonim.blogspot
http://avitsantoso.blogspot.co.id/
diakses 24 september 2015 (10.00)
Safira. 10 Juni 2013. Profil tokoh pengusaha sukses
http://safira82.blogspot.co.id/2013/06/10-profil-tokoh-pengusaha-sukses.html diakses 24 september 2015 (10.00)
Anonim . beberapa contoh profil pengusaha sukses
https://www.sipendik.com/beberapa-contoh-profil-pengusaha-sukses/
diakses 24 september 2015 (10.00)
Komentar
Posting Komentar